Senin, 04 Januari 2016

parea benih cita asia

BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Parea atau Bittergourt atau Pearl bukan tanaman asli Indonesia melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim panas (tropis), para ahli tanaman memastikan sentrum utama tanaman parea terdapat di asia tropis terutama di daerah India bagian barat.
            Parea atau Bittergourt termasuk salah satu jenis sayuran berpotensi komersial bila dibudidayakan secara intensif dalam sekala agribisnis nilai ekonomi dan sosial parea cukup tinggi, selain merupakan komuditas usaha tani yang menguntungkan dan bahan dagangan di pasar lokal hingga pasar swalayan, parea mengandung gizi tinggi dan lengkap dan serta berkhasiat sebagai obat.
            Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi sayuran sangat penting untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri (domestik) maupun expor, salah satu sayuran potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial cukup tinggi adalah parea, peluang pasar parea terbuka luas mulai pasar-pasar lokal hingga pasar swalayan di kota besar, keadaan ini dapat di tangkap sebagai peluang usaha tani di kota-kota besar. Meskipun prospek pasar parea cukup cerah namun kultur budidaya tanaman parea dilakukan dalam sekala kecil di lahan-lahan pekarangan dan tegalan, persawahan tanpa pemeliharaan intensif.
            Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi bidang pembenihan telah di hasilkan beragam farietas parea unggul hibrida dan non hibrida potensi hasil parea unggul dapat mencapai 10 kg-15 kg pertanaman atau 30 Ton-52,5 Ton/ha bila di lakukan dengan teknik budidaya intensif (ir. Rahmat Rukmana 1997) sehingga kasus seperti ini dapat kita jadikan suatu peluang usaha yang berkecipung dalam bidang produksi pembenihan seperti di lakukan oleh PT. Benih Citra Asia yang bergerak dalam bidang produksi benih yang penemuan – penemuan varietas baru tanaman sayur, varietasvarietas benih unggul yang telah di hasilkan dan di perdagangkan oleh PT. Benih Citra Asia adalah sebagai berikut:
1.        Kubis- kubisan: Sawi (Baik hibrida dan non hibrida)
2.        Timun-timunan:Timun, parea, oyong, semangka (Baik hibrida dan non hibrida)
3.        Solanaceae:Tomat, cabe (rawit, kriting,dan besar) terong (Baik hibrida dan non hibrida)
            Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka dicari varietas baru yang tahan terhadap penyakit, umur genjah, rasa beda, warna menarik dan juga ukuran yang di inginkan oleh pasar, PT. Benih Citra Asia mempunyai laboratorium baik untuk plant phytologi maupun bioteknologi yang menunjang para pemulia dalam menghasilkan varietas baru yang benar- benar kualitas dan di harapkan yang mempunyai peluang pasar yang luas.
            Prakerin merupakan salah satu program yang tercantum dalam kurikulum SMK Negeri Tlogosari-Bondowoso, yang di lakukan pada semester III selama 3 bulan.Program tersebut merupakan salah satu persyaratan kenaikan kelas siswa atau siswi SMK Negeri Tlogosari, Bondowoso. Prakerin ini merupakan bagian pendidikan menyangkut proses belajar berdasarkan pengalaman diluar sistem belajar mengajar tatap muka di sekolah.
            Dalam kegiatan prakerin ini siswa dan siswi di persiapkan untuk mengajarkan serangkaian tugas keseharian di tempat magang yang menunjang keterampilan akademis yang telah di peroleh di bangku sekolah yang menghubungkan pengetahuan akademik dan keterampilan. Pemilihan perusahaan PT. Benih Citra Asia bagian produksi benih di jember sebagai tempat kegiatan prakerin ini berdasarkan pada pendekatan materi atau pekerjaan dengan keterampilan praktikum yang telah di peroleh, sehingga di harapkan terjadi proses kemahiran pada keterampilan peserta masing – masing.



1.2 Tujuan Prakerin
1.2.1 Tujuan Umum
a.       Memperluas wawasan dan meningkatkat pengetahuan dan keterampilan praktek untuk di pakai terjun langsung di dunia usaha
b.      Untuk melatih siswa agar mampu bekerja mandiri di lapangan pekerjaan yang nantinya  akan di tekuni
c.       Meningkatkan keterampilan pada bidangnya masing – masing akan cukup bekal untuk bekerja di kemudian hari
d.      Mampu meningkatkan keterampilan yang tidak di peroleh di sekolah.

1.2.2 Tujuan Khusus
a.    Dapat memahami teknik budidaya untuk produksi benih parea
b.     Dapat menerapkan teknik budidaya produksi benih parea
c.     Mengetahui kualitas benih melalui uji benih
d.   Dapat menambah wawasan dan keterampilan tentang teknik budidaya untuk produksi benih parea .

1.3 Manfaat prakerin
Manfaat yang dapat di peroleh dari diadakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah :
a)      Dapat menambah pengetahuan tentang proses benih parea
b)      Dapat melatih kedisiplinan dan tanggung jawab
c)      Dapat melatih siswa agar mampu bekerja mandiri di lapang sekaligus
d)     Berlatih menyesuaikan diri di lapangan pekerjaan yang nantinya akan ditekuni
e)      Dapat melatih mental di dalam dunia usaha
f)       Menambah wawasan mengenai pengetahuan teknik dan keterampilan praktek untuk di pakai terjun langsung di dunia usaha.




1.4 Rumusan masalah
            Dengan di adakannya prakerin ini kita dapat mencoba melakukan budidaya tanaman untuk produksi benih parea yang telah kita pelajari selama di dunia industry (DUDI) dalam area luasan , kecil, setelah di rasa mendapatkan keuntungan maka area dapat di tambah atau di perluas.

1.5 Waktu dan pelaksanaan
Prakerin dilaksanakan di PT. Benih Citra Asia (BCA) yang beralamat di Jl. Akmaluddin no.26 wirowongso, Kecamatan Ajung Kabupaten Jember yang di mulai pada tanggal 22 Januari 2014 dan berakhir  pada tanggal 22 April 2014.

1.6 Profil perusahaan
           
PT. Benih Citra Asia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian khususnya industri benih tanaman hortikultura yang merupkan  hasil pemuliaan tanaman (plant breeding). Perusahaan ini di kenal di pasar merek,Bintag Asia di dirikan oleh putra Indonesia dengnan obsesi menjadi pelopor  kebangkitan perbenihan nasionl.
            Untuk mewujutkan kebangkitan  pembenihan  nasional. Dan mendukung keberhasilan usaha tani, kami harus bekerja keras dalam meneliti dan mengembangkan varietas-varietas baru yang lebih unggul , di sukai pasar, produksi lebih tinggi, umur genjah, toleran hama penyakit, tahan cuaca, dan transportasi jarak jauh serta kemudahan dalam budi daya.
            Produk Bintang Asia di produksi dan di proses dengan pengawasan ketat dari  Qualiti Assurance baik di area produksi maupun di area pabrik dengan melakukan pengujian mutu benih di laboratorium dan di lapangan untuk memastikan bahwa benih yang kami pasarkan telah memenuhi jaminan mutu yang baik. Sebagai meningkatkan mutu dan pelayanan kami terhadap kepuasan pelanggan, PT Benih Citra Asia telah mendapatkan sertifikat-sertifikat sistem menejemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura No. 10-LSSM  BTPH dari lembaga srtifikasi sistem mutu benih tanaman pangan holtikultura, diroktorat  jenderal tanaman pangan dan direktorat jendral tanaman holtikultura yang menunjukkan pengakuan terhadap mutu produk Bintang  Asia sesuai standart  ISO 9001 : 2008.      
            Produk Bintang  Asia lebih terjamin legalitasnya karna logo, merek,nama produk dan desain  kemasan dipatenkan di departemen hukum dan hak asasi manusia RI pada direktorat jendral hak kekayaan intelektual.Produk-produk PT. Benih Citra Asia telah terdaftar di departemen pertanian RI dan mendapatkan SK mentri pertanian. Produk Bintang  Asia di lindungi undang-undang perlindungan farietas tanaman No.29 tahun 2000.
PT.Benih Citra Asia masih dapat berpeluang berkompetesi dalam berkualitas produk dengan perusahaan asing  (Besar ) karena PT. Benih Citra Asia salah satu perusahan yang memiliki kapasitas gudang berteknologi tinggi dan kelengkapan aspek bisnis dari hulu ke hilir. Kepercayaan pelanggan dan dukungan plasma petani mitra yang tersebar di wilaya jawa timur dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) PT.Benih Citra Asia akan mampu menyediakan benih secara kualitas,kuantitas dan berkesinambungan .

1.7 Visi dan  Misi PT.Benih Citra Asia
                 1.7.1 Visi
            Mewujudkan kebangkitan perbenihan nasional sebagai sumber varietas unggul di dunia dan peningkatan kesejahteraan petani dengan meningkatkan kualitas produk pertanian yang ramah lingkungan,serta selaras dengan nilai-nilai ke agamaan.
                 1.7.2 Misi                                      
a.    Melakukan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang mempunyai daya sesuai permintaan
b.    Memproduksi benih / bahan pertanaman dengan memberdayakan petani, kelompok tani yang saling menguntungkan
c.    Memberikan kepuasan pelanggan dengan menyediakan varietas unggul yang bermutu tinggi
d.   Membentuk karakter sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan dalam bidang pekerjaannya masing – masing
e.    Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap  petani dalam usaha tani agar mampu bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.

1.8  Kebijakan mutu
PT. Benih Citra Asia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian khususnya Industri benih Hortikultura, mempunyai komitmen untuk memenuhi persyaratan  pihak yang berkepentingan dengan sasaran sebagai berikut:
a.       Melakukan penelitiaaan dan pengembangan varietas unggul yang mempunyai daya saing  serta ramah lingkungan
b.      Memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan dengan menyediakan varietas unggul yang bermutu tinggi sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku
c.       Melakukan perbaikan terus menerus untuk menjamin kesesuaian dengan persyaratan dan kebutuhan pelanggan melalui penerapan sistem manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
             Kebijakan mutu ini akan selalu ditinjau untuk menjamin kesesuaian melalui rapat tinjauan manajemen dan harus dipahami oleh seluruh personal dalam organisasi serta dijadikan kerangka kerja dalam penetapan dan peninjuan Sasaran Mutu.

1.9 Sasaran Mutu
a.         Melakukan kegiatan pemuliaan tanaman khususnya hortikultura ( Plant breeding) yang mempunyai daya saing, ramah lingkungan serta sesuai permintaan pasar
b.        Memproduksi benih/bahan pertanaman dengan memberdayakan  petani, kelompok tani yang saling menguntungkan
c.         Membentuk karakter sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan dalam bidang pekerjaan masing – masing
d.        Memastikan dan menjamin produk yang dipasarkan telah memenuhi standar mutu sesuai ketentuan perundangan  yang berlaku
e.         Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap petani dan usaha tani agar mampu bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.

1.10 Legalitas Perusahaan
            Akta Notaris Is Hariyanto Imam Salwawi, SH No. 3 tanggal 3 Januari 2006 SK Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : C-10050 HT. . 01.01. TH. 2006. SURAT Izin usaha perdagangan Nomor : 13.07.1.174.00626. Nomor pokok wajib pajak ( MPWP ) : 02.307.089.9-626.00.

1.11Alamat Peruahaan
Kantor pusat jl. Akmaludin 26 PO BOX 26 Jember 68175.Telp. 0331 – 323216. FAX. 0331 – 323603 Jawa Timur Indonesia SMS : 08113557777. Email : betrasia@ymail.com. Wibsite : www.betrasia.blogspot.com. Kantor R&D PO BOX 26 Kebun jeruk Rejodadi Cimanggu Cilacap jawa tengah.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani sistematika
Klasifikasi tanaman parea adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuh – tumbuhan)
Divisi                : Spermatophyta (Tumbuhan berbenih)
Sub divisi          : Angiospermae (Berbenih tertutup)
Kelas                 : Dicotyledoneae (Benih berkeping dua)
Ordo                  : Cucur bitates
Family               : Cucurbitaceae
Genus                : Momordica
Spesies              : Momordica carantia L.
2.2 Morfologi Tanaman Parea
1. Akar (Radix)
            Akar tanaman dari parea  berwarna hijau keputih – putihan
akarnya serabut agak lembut dan mempunyai akar tunggang mudah tercabut dan mudah membusuk, akar mudah rusak jika akar tanaman parea menembus tanah yang liat, keras dan padat.
2.Batang (Caulis)
            Batang pada tanaman parea ini berwarna hijau beruas – ruas, bercabang – cabang setiap ketiak pada batang primer atau utama, jika di iris melintang pada batang parea akan membentuk atau terlihat persegi lima. Tanaman parea dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan ketinggian tempat± 1.500 m. Tanaman ini mudah tumbuh sehingga tanaman ini di lengkapi dengan tali cambuk yang berfungsi sebagai pengait bagi tanaman parea sehingga tidak mudah roboh.
3. Daun  (Folium)
            Daun tanaman parea PA ini jika di lihat secara fisik mempunyai ciri – ciri antara lain : Daun berwarna hijau dan terkesan tipis, daun halus tidak berbulu dan menjari 7 (tujuh) jari, tulang daun membentuk menyirip beraturan menurut jari – jari daun dan tumbuh di setiap ruas batang parea.

4. Bunga (folium)
            Bunga dalam tanaman parea stoteseat  bunganya ada yang betina dan ada yang  jantan, dan memiliki beberapa perbedaan betina dan jantan adalah :
1.    Pada bunga tanaman parea jantan  terlihat berwarna kuning menyala menarik, serbuk sari berwarna kuning kemerahan dan kelapuk menjadi lima (5) beraturan.
2.    Pada bunga tanaman parea betina  terlihat berwarna kuning menyala menarik, terdapat bakal buah kecil, putiknya berwarna kuning dan sama dengan jantannya sama – sama menjari lima (5) beraturan.
5. Buah (fructus)
            Buah parea berbentuk lonjong dan berwarna hijau atau putih kekuningan dengan biji yang banyak, permukaan buahnya berbintil – bintil besar
6. Biji (semen)
            Biji parea  berwarna coklat, permukaan benih kasar terkesan kotak, dan pada buah yang sudahterlihat serabut pembungkus benih parea yang berwarna merahtua dan rasanya manis

2.3 Jenis (varietas)
            Tanaman pare yang di budidayakan di kelompokkan dalam 3 (tiga) jenis yaitu:
2.3.1 Parea putih (Parea gajih atau parea bodas)
Ciri – ciri parea putih adalah sebagi berikut:
1.      Berbentuk bulet panjang, berukuran besar, berwarna putih
2.      Permukaan buah bintil – bintil dengan berukuran besar dan arahnya sepanjang buah
3.      Rasa buah tidak begitu pahit




2.3.2 Parea hijau (Parea gangga atau parea kodok)
Ciri – ciri parea hijau adalah sebagai berikut :
1.      Buah berbentuk  lonjong kecil dan berwarna hijau
2.      Permukaan buah berbintil – bintil kecil dan halus
3.      Rasa buah pahit

2.3.3 Parea ular (Parea belut atau parea alasleuweung)
Ciri – ciri parea ular adalah sebagai berikut :
1.      buah berbentuk bulat panjang agak melengkung dan panjangnya ± mencapai 60cm
2.      Permukaan (kulit) buah berwarna belang – belang yaitu hijau keputih – putihan mirip kulit ular
3.      Rasa daging buah tidak begitu pahit.

            Parea ular sebenarnya bukan genus momordica, namun termasuk genus trichosonthus (trichosontus anquinal.sin.T.cucumerina).Hampir semua jenis parea memiliki warna buah yang sama yaitu pada waktu stadium muda hijau, kemudian berubah menjadi hijau kekuning – kuningan, daging buah di sekitar biji berwarna merah saat stadium matang (tua).

2.4 Syarat tumbuh
            Tahap awal dalam tata laksana budidaya tanaman parea adalah pemilihan lokasi lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman, serta iklim yang cocok dengan tanaman parea tersebut.
2.4.1 Tanah
            Hampir semua jenis tanah yang di gunakan pertanian cocok bagi tanaman parea adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur banyak mengandungbahan organic, aerasi dan drainase yang baik, serta keasaman (PH) tanah berkisar antara 5 – 6 (Rahmat Rukmana 1997)




2.4.2  Ketinggian Tempat
            Tanaman parea dapat tumbuhpada daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, namun dapat tumbuh optimal pada daerah dengan ketinggian tempat 500 M diatas permukaan laut (Rahmat Rukmana 1997)

2.4.3 Sinar matahari
            Tanaman ini tidak menyukai tempat yang teduh, karena sinar matahari yang cukup dapat mendorong terbentuknya tunas dan munculnya bunga juga mempercepat pembesaran buah serta mengurangi angka kematian

2.4.4 Iklim
            Tanamanparea memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi, tanaman ini dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan iklim yang berbeda sekali terhadap suhu dan curah hujan yang tinggi itu parea dapat di tanam pada tempat yang berhawa panas dan dingin, daerah yang cocok di tanami adalah daerah yang memiliki kadar kelembapan udara atau PH rata – rata 50% - 70% (Rahmat Rukmana 1997)

2.4.5 Kelembapan Udara
            Kelembapan sangat berpengaruh terhadap kualitas buah yang di hasilkan oleh tanaman parea. Daerah yang cocok di tanami adalah daerah yang memiliki  kadar kelembapan udara atau PH rata-rata 50%-70% (Rahmat Rukmana, 1997)



BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN
3.1  Waktu Dan Tempat
Kegiatan prakrin ini dilakukan di PT. Benih Citra Asia (BCA) yang beralamat di  jl. Akmaludin NO. 26 PO.BOX 26 desa Wirowongso Kecamatan  Ajumg  Kabupaten  Jember,  yan g dimulai sejak tanggal  22 Januari  2013 dan berahir  pada tanggal  22 April 2013 selama 3 (tiga) bulan.

3.2  Metode Pelaksanaan
Praktek Kerja industri :
1.    Praktek di lahan selama 2 (dua) bulan  13 (tiga belas) hari kegiatan yang dilakukan adalah pembudidayaan mulai persiapan lahan, pemeliharaan tanaman serta panen dan paska panen tanaman parea
2.    Praktek di laboratorium Seed Quality Asurance (SQA) selama 3 (tiga) hari pengujian mutu benih, mulai, dari pengujian daya berkecambah, uji hibriditas, uji kadar air, dan uji kadar air, dan uji bobot 1000 butir
3.    Praktek di bagian packing selama 3 (tiga) hari
Kegiatan yang dilakukan meliputi pemisahan antara benih yang sesuai standart perusahaan dengan yang tidak sesuai, cara mengoprasikan peralatan pengemasan serta cara pengemasan serta cara pengemasan yang baik.













BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Langkah- langkah Persiapan Lahan
            Pengolahan lahan merupakan faktor penting dalam keberhasilan budidaya parea, Tujuannya, mengubah struktur tanah menjadi remah dan gembur, Tanah yang gembur bermanfaat bagi sistem perakaran tanaman serta menstabilkan predaran udara, air, dan suhu di dalam tanah untuk itu di perlukan peroses pengolahan tanah yang baik mulai dari pembajakan, penggaruan,  pengeringan dan pembuatan bedengan kasar
Persiapan lahan sebaiknya dilakukan minimum 1 bulan sebelum penanaman hal ini bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup agar proses pengapuran berjalan optimal pasalnya proses pengapuran bereaksi dengan baik paling tidak membutuhkan waktu ±20 hari sejak aplikasi bahkan waktu optimal pengapuran ini biasanya berlangsung selama ±40 hari.

4.1.1 Pembajakan dan Penggaruan
            Pembajakan merupakan kegiatan membalik tanah agar lahan yang sejenis tanah, terutama tanah yang memiliki kandungan liat tinggi dapat menjadi lebih gembur pembajakan tanah di perlukan agar peredaran air suhu dan udara dalam tanah menjadi baik pada kondisi tersebut sistem perakaran tanaman dapat bekerja dengan baik sehingga unsur hara dan mineral dalam tanah terserap optimal untuk mendukung pertumbuhan dan proses pembuahan selain itu pembajakan juga berfungsi untuk mengangkat dan membalik gulma sehingga gulma atau tanaman pengganggu ini tidak tumbuh dan berkompetisi dengan tanaman  parea.
Jenis pembajakan dapat dibedakan berdasarkan kedalaman bajak, di antaranya pembajakan berat, sedang dan ringan.



4.1.2 Pembentukan bedengan kasar
            Bedengan kasar merupakan tempat penanaman parea mencapai 70% pekerjaan artinya masih terdapat 30% pekerjaan lainnya yang harus ditambahkan seperti pengapuran, pemupukan dasar, dan pemasangan mulsa biasanya bedengan di buat memiliki jarak tanam 50X50 cm panjang bedengan ini tidak lebih 12 m. Tujuannya memudahkan pemeliharaan saat parea sudah tumbuh optimal, lebar bedengan yang biasanya diaplikasikan petani adalah ± 110-120 cm, ukuran lebar ini disesuaikan dengan lebar mulsa yang biasanya banyak dipasaran dengan lebar 110-120 cm dapat di buat 2 baris tanaman pare dalam 1 bedengan, tinggi bedengan disesuaikan denga musim pada saat penanaman pare, tinggi bedengan pada musim kemarau ±30-40 cm.

4.1.3 Pengapuran
            Secara umum pengapuran dilakukan jika tanah yang akan ditanami parea cenderung bersifat asam tujuannya untuk meningkakan PH tanah asam agar mendekati PH netral yaitu PH 6 – 7. Tanah yang bersifat asam dapat mrenyebabkan unsur hara dalam tanah menjadi bentuk yang tidak tersedia dan tidak dapat di serap tanaman selain itu, terdapat beberapa penyebab pada parea menyukai tanah asam.

4.1.4 Pemupukan Dasar
             Pemupukan dasar dilakukan dengan tujuan menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman parea, baik berupa unsur hara makro seperti N, P, K, Ca, S Mg dan unsur hara mikro berupa B, Zn, Mn dan C dan Mo, waktu pemberian pupuk dasar kira-kira ±5–7 hari sebelum tanam, semua pupuk dicampur secara merata dengan nematisida, insektisda berbahan aktif karbofuran dan ditaburkan secara merata di atas bedengan pertanaman, kemudian bedengan ditutup dengan tanah dan ditutupi mulsa biar pupuk tidak mudah menguap atau tercuci oleh air.


4.1.5 Pemasangan mulsa
            Penggunaan mulsa dalam bertanam parea menjadi salah satu kebutuhan umumnya biaya produksi menjadi lebih murah, jika penggunaan mulsa pasalnya penanaman tanpa mulsa plastik hitam perak akan meningkatkan biaya perawatan terutama biaya penyiangan atau perumputan, Biaya produksi menjadi lebih tinggi karena biaya untuk tenaga kerja semakin besar,
Mulsa plastik hitam perak juga bisa menambah evisiensi pupuk yang terserap karena tidak tercuci oleh penguapan, karena dapat ditekan dan di serap oleh pupuk dan gulma juga berkurang, warna perak pada permukaan mulsa mampu memantulkan sinar matahari yang tidak disukai oleh hama thrips dan tungau sehingga penggunaan pestisida menjadi berkurang selain mulsa plastik hitam perak sekarang ini mulai diterapkan penggunaan mulsa perak atau di jawa timur dikenal dengan istilah “Grenjeng” penggunaan mulsa ini terutama banyak digunakan di wilayah kediri dan mulai menyebar kedaerah lainnya. Mulsa perak memiliki lebaran yang lebih tipis dan hanya sekali pakai warna peraknya lebih terang sehingga pantulan sinar matahari lebih menyilaukan dari pada mulsa hitam perak. Kondisi tersebut dapat mengendalikan thrips dan tungau lebih efektif di bandingkan dengan mulsa plastik hitam perak.

Ø  Berikut keuntungan lain yang di peroleh jika bertanam parea menggunakan mulsa plastik hitam perak:
1.      Menjaga struktur tanah tetap gembur serta kelembaban dan suhu tanah relatif stabil
2.      Mengurangi busuk buah pada parea akibat percikan air tanah waktu hujan.
3.      Menjaga keseragaman, kesuburan tanah sehingga pertumbuhan tanaman menjadi seragam
4.      Mengurangi erosi, terutama di daerah pegunungan
5.      Mengurangi kelebihan air pada musim hujan sedangkan pada musim kemarau mampu menjaga kelembaban.
4.1.6 Pembuatan lubang tanam
            Membuat lubang tanam disesuaikan dengan jarak tanam parea yaitu 50 x 50 cm, lubang tanam dibuat diatas bedengan – bedengan yang sudah tertutup mulsa dengan diameter 10 cm, alat yang digunakan untuk membuat lubang tanam berupa kaleng bekas yang sudah diberi pegangan dan diberi arang yang sudah dibakar, setalah kaleng panas diletakkan pada permukaan plastik mulsa yang sudah ditandai.




4.2 Persemaian parea
4.2.1Penyiapan benih
Benih parea yang baik dan bermutu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.    Benih berasal dari buah yang matang (tua) pohon dan keadaanya normal serta sehat
b.    Benih bernas dan kadar airnya berkisar antara 12%-14%.
c.    Benih tidak tercampur dengan kotoran ataupun varietas lain
d.   Benih berdaya kecambah tinggi diatas 90%
e.    Benih di simpan dalam wadah tertutup dan tempat kering tidak lebih dari 3-6 bulan oleh karena itu benih harus berasal dari perusahan (stock seed) dan jumlahnya sesuai dengan target yang di tentukan dan telah lulus dalam penelitian daya kecambah (DB).
4.2.2Pengecambahan benih
a.       Buka kemasan (bungkus) biji untuk mengeluarkan benih
b.      Pecahkan kulit biji pare pada salah satu isinya dengan tangan ataupun gunting kuku
c.       Rendam biji dalam air dengan selama ±12-24 jam atau air hangat kuku selama±15 menit
d.      Kecambahkan benih (biji) parea dengan cara di peram dengan gulungan kain atau kertas tisu basah yang di simpan dalam kaleng pemeraman selama ±24-30 jam hingga tampak tumbuh calon akar.

4.2.3 Penanaman atau transplanting
Saat melakukan penanaman benih tanaman parea dari persemaian ada 3 hal yang harus di perhatikanyaitu:
1.      Jarak tanam
                                      Salah satu ciri dari tanaman parea adalah pertumbuhan  vegetative tanaman yang cepat sehingga jarak tanam yang di pakai dalam penanaman parea  dengan sistam double row dan jarak antar tanaman 50x50 cm.
2.      Cara penanaman
a)      Membuat lubang tanam sebatas cukup untuk penempatan bibit bersama media tanahnya
b)      Mengeluarkan bibit tanaman parea bersama medianya dengan cara menyobek kantong polybag dengan pelan agar media tanamnya tidak pecah dan harus cepat serta utuh
c)      Menanam benih pada lubang tanam hingga sebatas leher akar  kemudian menekannya agar tanaman kuat dan tidak mudah roboh  saat di siram
d)     Menyiram tanah sekitar pangkal  batang  bibit parea dengan air hingga cukup basah.


3.      Waktu penanaman
            Waktu yang tepat untuk melakukan penanaman adalah tidak terkontak langsung dengan sinar matahari sehingga tanaman bisa melakukan  adaptasi terlebih dahulu dengan keadaan setelah penanaman.

4.3 Pemasangan lanjaran (ajir) dan tali rambatan
            Pada awal pertumbuhan  tanaman parea harus segera di pasang tempat untuk merambat agar kelak buah parea tidak mangenai tanah
            Cara pemasagan tempat merambatkan parea dengan  sistem ajir (lanjaran) adalah sebagai berikut:
a)      Menyiapkan lanjaran  dari bilahan bambu yang tingginya ±1,5-2 meter
b)      Menancapkan lanjaran di dekat tanaman parea secara tegak
c)      Memasang tali PE atau tali rambat  yang  menghubungkan lanjaran dengan satu dengan yang lainya sebanyak empat susun yang berfungsi  sebagai rambatan dari pohon dan cabang tanaman.

4.4 Pemeliharaan tanaman
Adapun pemeliharaan tanaman  parea meliputi:
Pengarian, penyulaman, pemupukan, penyiangan atau sanitasi,  pemangkasan atau wiwil, pengikatan, penyelungkupan, crossing atau polinasi serta  pengendalian hama dan penyakit.




4.4.1 Pengairan (penyiraman)
Pada fase awal pertumbuhan tanaman parea memerlukan ketersediaan  air yang memadai  penyiraman  dilakukan 2x sehari  yaitu pagi dan sore tergantung cuaca  dan keadaan tanah
Penyiraman  berikutrnya  berangsur - angsur  dikurangi  hal penting  yang harus diperhatikan  dalam pengairan  adalah tanah  tidak boleh terlalu basah ataupun terlalu kering.

4.4.2 Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan mengganti bibit  yang mati dengan bibit yang baru. Penyulaman pada tanaman parea paling lambat ±5 hst bila lebih maka pertumbuhannya tidak seragam  dan sebaikya di lakukan  pada waktu sore hari,
Tujuan penyulaman  adalah untuk menyeragamkan tanaman.

4.4.3  Pemupukan
Pemupukan pada tanaman parea bertujuan untuk mencukupi  unsur hara dalam tanah yang di butuhkan oleh tanaman agar pertumbuhan dan yang paling sesuai standart perusahaan.
Pemupukan dilakukan  dengan kontinu seperti pada tabel
Pemupukan tanaman parea di bawah ini:
Tabel 1. Kandungan unsur hara dalam bentuk makro
Kandungan dan Fungsi
Kandungan
Fungsi
N (nitrogen)
Memper cepat pertumbuhan vegetativ untuk menambah klorofil ( hijau daun )
P (phosphor)
Untuk menggemburkan tanah dan menambah bobot biji
K (kalium)
Untuk mencegah kerontokan pada bunga, mempercepat panen buah
S (sulfur)
Pembentukan asam amino dan pertubuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar juga meningkatkan ketahanan terhadap jamur



Tabel 2. Kandungan unsur har dalam bentuk mikro
Kandungan dan fungsi
Kandungan
Fungsi
Magnesium (Mg)
Sebagai penerima energi dari matahari. Unsur Mg ikut berperan dalam reaksi enzim dalam proses transfer energi dalam tubuh tanaman
Boron (B)
Boron berperan dalam penyerapan nitrogen serta merangsang perkembangan akar dan buah
Seng (Zn)
Seng membantu pertumbuhan daun tanaman dan pembentukan klorofil
Besi (Fe)
Unsue Fe berfungsi untuk membantu mempertahankan vigor tanaman serta memperkuat batang dan daun tanaman. Selain itu, unsur ini juga membantu pembentukan klorofil, pernapasan, dan foto sintesis
Mangan (Mn)
Unsur Mn berperan membantu pembentukan klorofil dan kelancaran foto sintesis
Molibdenom (Mo)
Unsur Mo dalam tanaman berfungsi untuk  merangsang pertumbuhan daun dan membantu proses pengikatan nitrogen yang bebas di udara
Sumber:  Panduan pemupukan kandungan pupuk makro dan mikro



Pemupukan tanaman parea di PT. Benih Citra Asia di lakukan 1 (satu ) minggu sekali, pemupukan tersebut terdata seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Pemupukan tanaman parea

No
Jenis
 Semprotan
Dosis pupuk dasar dan susunan gram pertanaman


Ke-1
Ke- 2
Ke-3
Ke- 4
Ke- 5
Ke- 6
Ke-7
TOTAL
-7 hst
0 hst
7 hst
14 hst
24 hst
35 hst
45 hst
55 hst
65 hst
1
MPH 120
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
2
Dolomit
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
3
SP 36
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
4
KCL kanada
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
5
NPK phonska
-
-
3
3
5
5
5
5
5
31
6
NPK mutiara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
7
ZA
-
-
1
1
-
-
-
-
-
2
8
KNO3 merah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
9
KNO3 putih
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
Perlakuan
Kocor
-
-
-
-
-
-
-
-


4.4.4 Penyiangan (sanitasi)
Rumput liar (gulma) yang tumbuh di lahan parea baik itu di lubang MPHP, dihamparan, disaluran drainase ataupun di lorong – lorong merupakan persaingan dalam kebutuhan air, penyerapan unsur hara dan sinar matahari bagi tanaman parea oleh karena itu perlu di siangi (di bersihkan atau di siangi)
Waktu penyiangan di lakukan pada saat tanaman parea berumur ±15, 30, 45 hari atau tergantung keadaan pertumbuhan rumput liar (gulma).

4.4.5  Perempalan atau pemangkasan (wiwil)
Pemangkasan atau perempalan tunas liar bertujuan untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, memperkokoh tanaman agar tidak terlalu berat pada bagian konopi, mengoptimalkan sinar  matahari, dan penyeimbangan bentuk tajuk dengan konopi.
Sebelum melakukan perentalan, pastikan kondisi tangan dan peralatan dalam kaadaan bersih. Hal ini untuk mengurangi resiko cemaran yang berasal dari tangan dan peralatan kebagian luka tanaman setah dipangkas. Perempalandilakukan dengan memotong seluruh tunas yang tumbuh diketiak daun dan di bawah bunga. Kegitan perempalan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar tidak terjadi penguapan yang berlebih dari jaringan tanaman yang berasal dari luka bekas perempalan, selama proses perempalan perhatikan pula kondisi tanaman. Jika terdapat bunga sebaiknya di buang karna sebenarnya tanamanbelum memasuki waktu berbuah.

4.4.6  Pengikatan
Pengikatan batang tanaman parea pada ajir atau lanjaran, bertujuan agar tanaman dapat tumbuh layak dan tidak cepat roboh. Pengikatan pada batang tanaman tidak boleh terlalu kuat, karena dapat menimbulkan luka atau tanaman akan mudah mati.



4.4.7  Pengendalian hama dan penyakit
Serangan hama dan penyakit merupakan gangguan pertumbuhan tanaman parea perlu di waspadai. Karena akan menurunkan hasil produksi, baik kualitas maupun kuantitas yang di hasilkan, untuk pencegahan atau pengendalian bisa di lakukan dengan menyemprotkan pestisida pada saat tanaman berumur 7 hst, dan berumur 14 hst, kemudian untuk selanjutnya penyemprotan di lakukan setap selang 3 hari, penyemprotan tanaman parea di lakukan secara kontinu seperti pada tabel penyemprotan parea di bawah ini:
Tabel 4. Jadwal penyemprotan tanaman parea yang di lakukan secara rutin

Penyemprotan
Umur
tanaman
hst
Dosis pestisida / PPC ,CC / gram / Liter

Perlakuan
Insektisida
Konsentrasi / Liter CC / gram
fungisida
Konsentrasi / Liter CC / gram
I
7
Klenset
200 EC
2
Dhitan
2
Di semprot
II
11
Clopindo

0,5
Dhitan
2
Di semprot
III
19
Metindo

2
Dhitan
2
Di semprot
IV
27
-

-
Dhitan
2
Di semprot
V
35
-

-
Amistar top 325 EC
0,5
Di semprot
VI
43
-

-
starmye
2
Di semprot
VII
51
CA primer
-
-
2
Di semprot
            Sumber: farm wirowongso PT. Benih Citra Asia.
4.5  Hama Dan Penyakit Tanaman Pare
4.5.1  Hama yang sering menyerang tanaman parea
Hama yang sering menyerang tanaman parea adalah sebagai berikut:
                                    1. Kutu daun (Aphis Gossypii Clofer).
a. Ciri-ciri dan biologi kimia
1.    Kutu daun  berukuran kecil panjangnya 1-2 mm, dan warna tubuhnya bervariasi, seperti: kuning, kuning ke merah – merahan, hijau kekuning – kuningan, hijau gelap atau hitam suram
2.    Kutu berkembang biak dengan dua cara, yaitu: melalui perkawinan biasa dan secara pertenogenisis (telur berkembang menjadi anak tanpa proses permbuahan)
3.    Siklus (daun) hidup hama berlangsung sekitar 7-10 hari, tergantung keadaan suhu uadara.
b. Gejala serangan          
Kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan kuncup (daun –daun muda) bunga, batang muda, dan buah. Serangan tersebut menimbulkan gejala kriting daun dan terhambatnya pembentukan bunga maupun buah, pada tingkat serangan berat menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil dan buah yang terbentuk abnormal
   c. Pengendalian
Pengendalian di lakukan dengan cara di semprot menggunakan insektisida misalnya Furadan 36 (80 kg/Ha) dengan konsentrasi yang di anjurkan .
2. Kumbang daun ( Epilhacana Sp)
            A. Ciri-Ciri dan biologi hama
a.  Serangan dewasa, berupa kumbang kecil berukuran panjang 1 cm, sayap depannya bewarna merah dengan bintik hitam atau kuning mengkilap
b.    Larva berukuran  panjang±1cm di sekeliling tubuhnya brerbulu
B. Gejala serangan
Permukaan daun bagian bawah berlubang tidak teratur karena bekas gigitan, pada tingkat serangan berat menyebabkan semua jaringan daun rusak dan hanya tingal daunnya saja.
1.    Ulat (larva) memakan dan merusak daging buah, sehingga menyebabkan buah bercak - bercak bewarna cokelat sampai hitam. Bagian daging buah  menjadi busuk, berlubang dan di dalamnya terdapat larva yang pandai meloncat-loncat
2.    Pada tingkat serangan berat menyebabkan buah busuk dan rontok (berguguran)
C. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan cara di semprot menggunakan insektisida, misalnya Curacron 500EC sesuai konsentrasi yang di anjurkan.
          4.5.2  Penyakit
 Penyakit yang sering mennyerang tanaman parea adalah sebagai berikut :
  1  .Busuk daun
          a. Penyebab dan Gejala serangan
1.   Pnyakit busuk daun adalah cendawan (jamur penyebab) pseodoperonospora cubinsis (berk et curt) rostow yang  sering di sebut embun bulu (downy mildew)
2.   Infeksi serangan pada tanaman parea terjadi melalui mulut kulit daun sehingga menyebabkan gejala bercak – bercak kuning, dan bersudut. Penyakit ini menyerang  hebat (berat) pada keadaan suhu antara 10 ºC – 28˚C dan kelembaban tinggi (100%) dengan suhu optimum 16ºC –22ºC pada cuaca lembab gejala serangan sering di ikuti adanya bulu – bulu berwarna keunguan kapang. Tanaman yang terserang berat memperlihatkan tumbuhan lemah atau kerdil.
  


b. Pegendalian
1. Memotong (memengkas) bagian tanaman yang sakit berat untuk segera di musnahka
2. Menjaga kebersihan atau sanitasi lahan dan sisa –siasa tanaman
3. Melakukan penyemprotan dengan fungisida misalnya A fugan 300EC sesuai konsentrasi dianjurkan

2. Antraknose (colletotrichum lagenarium)
       a. Penyebab dan gejala serangan
1.Penyebab penyakit antraknosa adalah cendawan (jamur) Collelotrichum lagenarium(pass) ellet halst yang sering menyerang pada kelembaban dan banyak hujan. Jamur dapat bertahan hidup pada sisa tanaman di pancarkan melalui air.
2.Gejala serangan diawali dengan tumbuhnya bercak – bercak pada daun dan tulang daun, dan kemudian meluas membentuk bercak coklat dan bau busuk basah – basahan. Pada cuaca lembab di tengah bercak sering membentuk spora berwarna merah jambu, serangan berat menyebabkan daun – daunnya kering (mati dan berguguran).
   b. Pengendalian.
1.   Memotong (memangkas) bagian tanaman yang sakit berat
2.   Mengurangi kelembapan kelembapan udara disekitar lahan dengan cara memangkas daun daun yang terlalu rimbun
3.   Disemprot dengan fungisida misalnya Afugan 300EC sesuai dengan konsentrasi yang di anjurkan.

4.6  Penyelungkupan bunga betina dan bunga jantan
Menyelungkup merupakan proses menutup bunga jantan (male) dan bunga betina (female)yang sudah siap dipolinasi, kegiatan penyelukupan dapat dilakukan dengan cara membungkus bunga jantan dan betina dengan sedotan yang dipotong – potong ±5 cm yang di tutup pada salah satu ujungnya. Bumga jantan dan bunga betina agar tidak terjadi perkawinan silang yang di lakukan oleh kumbang dan angin. Waktuyang baik untuk melakukan penyelungkupan bunga jantan dan bunga betina dilakukan pada waktu sore hari sekitar jam 13.00 – selesai.
                                                                             
4.7  Polinasi
Polinasi adalah proses penyerbukan antara bunga janntan dan bunga betina yang berbeda tanaman dalam satu varietas (perkawinan polinasi) yang di lakukan dengan bantuan manusia (sengaja) pada tanaman parea di lakukan pada saat tanaman berumur 28hst. Waktu polinasi di lakukan selama 45 hari,waktu yang baik  melakukanpolinasi  parea adalah  pada waktu pagi hari mulai 06:00-11.00 wib.
            Dalam proses  polinasiparea bahan  yang perlu di siapkan adalah :
a.       Bunga jantan dan bunga betina
b.      Kertas Koran ukuran 10x10
c.       Staples beserta isinya
d.      Benang wol
Intruksi kerja polinasi parea adalah:
a.       Membuka selungkup bunga  jantan  dan bunga betina  dan membuang mahkota bunga jantan
b.      Mengoleskan serbuk sari bunga jantan pada kepala putik bunga betina secara merata dan menyeluruh pada kepala putik betina
c.       Menutup dengan rapat bunga betina yang sudah terpolinasi dengan kertas koran kemudian menstaplesnya
d.      Memberikan tanda pada pada bunga betina yang sudah terpolinasi dengan pengikatan benang wol pada tangkaibuah sebagai tanda dengan tujuan agar tidak sama dengan yang belum terpolinasi.
4.8  Panen
Panen merupakan kegiatan terakhir dan pelaksanaan budi daya tanaman parea. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pemanenan buah parea yaitu:
      



4.8.1  Penentuan dan ciri-ciri buah yang siap panen
Buah parea dapat di panen pada hari ke 22-24 setelah di polinasi buah parea yang siap di panen harus sudah tua. Ciri-ciri buah yang sudah  tua adalah bewarna kuning  kemerah merahan  dan buah  yang  di panen  harus  ada tanda benangnya.

4.8.2  Persiapan panen
            Sebelum melakukan pemanenan alat yang perlu di siapkan adalah:
a.          Timba dan screen sebagai tempat biji parea
b.          Wadah sebagai tempat mencuci biji parea
4.8.3Cara Panen
a.    Buah yang sudah tua dan bewarna kuning  serta bertanda benang wol di petik dari pohon
b.    Masukkan buah hasil panen ke dalam karung
c.    Di bawa kefarm untuk di lakukan ekstarksi
4.8.4  Ekstraksi
            Ektraksi adalah proses pengambilan biji dari daging buah yang meliputi: pembelahan buah, pengerokan biji, fermentasi, pencucian dan penjemuran .
a. Alat dan bahan Ekstaksi
1.Alat
a.       Timba
b.      Baki
c.       Penyaringan biji
d.      Gunting
e.       Screen
2. Bahan
a.    Air
b.   Buah parea
c.    Deterjen




 b. Cara-Cara ekstraksi adalah:
1.      Membelah buah parea dan memisahkan biji parea dengan dagingnya
2.      Memasukkan biji parea kedalam wadah tempat ekstraksi, kemudian dikucek dan menggosoknya ke alat ekstraksi hingga lendirnya  terlepas semua
3.      Di cucui denganmenggunakan  air dan diterjen  sampai bersih
4.      Memisahkan biji parea yang bagus dari biji yang hampa
5.      Memasukkan kedalam screen
6.      Pemberian nomor lot atau kode varietas
7.      Penjemuran


4.8.5  Penjemuran
            Penjemuran ini dilakukan untuk mengurangi  kadar air dalam biji parea  minimal 105 penjemuran dilakukan selama 3 hari dalam  cuaca panas, apabila pada musim hujan penjemuran bisa di lakukan lebih dari 3 hari sampai biji tersebut benar- benar kering
4.9  Pasca panen
            Pasca panen  adalah penanganan lebih lanjut setelah proses  panen                        agar kualitas benih  bermutu sesuai  standart perusahaan
 Tahap- Tahap penanganan pasca panen  sebagai berikut:
4.9.1Sortasi benih
                Sortasi bertujuan untuk memperoleh benih yang bersih, murni dan seragam. Sortasi di lakukan dengan cara membuang sisa  kotoran  benih, benih pecah, benih kisut, dan lain-lain sampai benih mencapai standart minimal kemurnian  fisik benih seperti yang tercantum dalam perusahaan  PT. Benih Citra Asia
4.9.2  Penimbangan benih dan pengambilan sample
            Dalam penimbangan benih dan pengambilan sample benih di lakukan oleh Seed Quality Control (SQC) yaitu dengan cara setiap petani produksi mengumpulkan benih pada petani kecil, kemudian benih di masukkan dalam kantong atau lot, dengan ukuran berat sama, untuk tiap-tiap kantong atau lot yaitu seberat 10 kg.



4.10  Pengujian mutu benih
4.10.1Pengambilan contoh benih
   I. Tujuan pengambilan contoh benih
            Untuk mendapatkan contoh benih dengan ukuran yang sesuai dengan pengujian, dan peluang keberadaan setiap komponen dalam contoh tersebut sama dengan tingkat keberadaannya di dalam lot benih
   II. Perinsip umum
            CONTOH PRIMER (diambil dari berbagai posisi lot benih) → CONTOH KOMPOSIT (diperoleh dari lot benih) Didapatkan SUBCONTOH dengan menggunakan metode pengurangan contoh secara bertahap → CONTOH → KIRIM → CONTOH KERJA.

4.10.2 Intensitas Pengambilan Contoh Benih minimal pada lot benih dalam wadah berkapasitas 15 – 100 kg
Jumlah wadah
Jumlah minimal contoh primer yang di ambil
1 – 4 Wadah
3 Contoh Primer dari setiap wadah
5 – 8 Wadah
2 Contoh primer dari setiap wadah
9 -15 Wadah
1 Contoh primer dari setiap wadah
16 – 30 Wadah
15 Contoh primer dari lot benih
31 – 59 Wadah
20 Contoh primer dari lot benih
≥60 Wadah
30 Contoh primer dari lot benih

           






4.10.3  Intensitas pengambilan contoh benih minimal pada lot benih dalam wadah berkapasitas  100 kg
Volume lot
Jumlah contoh primer yang di ambil
˂ 500 kg
Minimal 5 contoh primer
501 – 3.000 kg
Satu contoh primer setiap 300 kg, minimal 5 contoh primer
3.001 – 20.000 kg
Satu contoh primer setiap 500 kg, minimal 10 contoh primer
≥ 20.000 kg
Satu contoh primer setiap 700 kg, minimal 40 contoh primer

           
4.10.4  Tabel ukuran lot dan ukuran contoh
Spesies
Volume lot
maks. (kg)
Berat contoh kirim minimal (gram)
Berat contoh kirim minimal analisis kemurnian (gram)
Caisin
10.000
40
4
Cabai
10.000
150
15
Semangka
20.000
1.000
250
Ketimun
10.000
150
70
Labu
10.000
350
180
Kangkung
20.000
1.000
100
Lettuce
10.000
30
3
Oyong
20.000
1.000
400
Tomat
10.000
15
7
Paria
20.000
1.000
450
Buncis
30.000
1.000
700
Terong
10.000
150
15
Kacang panjang
30.000
1.000
400
Bayam
5.000
10
2



4.10.5Ukuran contoh yang di nyatakan dalam bentuk butir untuk pellet seeds, encrusted seed dan granules
Jenis pengujian
Minimal contoh kirim
Minimal contoh kerja
Analisis kemurnian (termasuk verifikasi).
7.500
2.5000
Penetapan berat 1.000 butir.
7.500
Fraksi pelet murni
Daya berkecambah.
7.500
400
Penetapan benih tanaman lain.
10.000
7.500
Penetapan tanaman lain (encrusted seed dan seed granules).
25.000
25.000
Ukuran pemilihan.
10.000
200


4.10.6  Ukuran contoh untuk seed tapes dan mats
Jenis pengujian
Minimal contoh kirim
Minimal contoh kerja
Vertifikasi spesies
2.500
100
Daya kecambah
2.500
400
Analisa kemurnian
2.500
2.500
Penetapan benih tanaman lain
10.000
7.500

4.10.7  Penetapan kadar air
Tujuan:
Menentukan kadar air dari benih dengan oven untuk pengujian rutin.
Definisi:
KA contoh benih adalah berat air yang hilang karena pengeringan sesuai dengan metodenya.

Peralatan yang digunakan:
1.      Grinding mill blender
2.      Oven suhu konstan + OHAU SMB 23/25
3.      Wadah
4.      Desikator
5.      Timbangan
6.      Peralatan memotong

4.10.8  Rincian metode untuk penetapan kadar air
Spesies
Penghancuran / Pemotongan
Suhu tinggi
Pengeringan pada suhu tinggi (jam)
Persyaratan predrying (2.1.5.6)
Caisin
Tidak
-
-
-
Cabai
Tidak
-
-
-
Terong
Tidak
-
-
-
Tomat
Tidak
Ya
1
-
Bayam
Tidak
Ya
1
-
Ketimun
Tidak
Ya
1
-
Semangka
Kasar
Ya
1
KA sampai 17% atau kurang
Selada
Tidak
Ya
1
-
Kacang panjang
Kasar
Ya
1
KA sampai 17% atau kurang
Buncis
Kasar
Ya
1
KA sampai 17% atau kurang
Parea
Kasar
Ya
1
-
Oyong
Kasar
Ya
1
-
Labu
Tidak
Ya
1
-




4.10.9  Ketentuan Mutu Pengujian KA di SQA
NO
NAMA LATIN
JENIS TANAMAN
SUHU ̊C
PENGUJIAN K.A
METODE
BERAT CONTOH BENIH
WAKTU (JAM)
1
Brssica juncea
Caisin
160 ̊C
OHAUS MB-25O
3 Gram
-
2
Capsicum spp
Cabai
160 ̊C
OHAUS MB-25
3 Gram
-
3
Solanum melongena
Terong
160 ̊C
OHAUS MB-25
3 Gram
-
4
Lycopersicon esculentum
Tomat
160 ̊C
OHAUS MB-25
3 Gram
-
5
Amaranthus sp
Bayam
160 ̊C
OHAUS MB-25
3 Gram
-
6
Cucumis sativus
Ketimun
160 ̊C
OHAUS MB-25
3 Gram
-
7
Citrullus lanatus
Semangka
130 ̊C
OHAUS MB-25
3 Gram
-
8
Lactocca satifa
Selada
130 ̊C
OHAUS MB-25
3 Gram
-
9
Vigna unguiculata
Kacang panjang
(130-133) ̊C
Oven Suhu Konstan
4-5 Gram
1
10
Phoseolus vulgaris
Buncis
(130-133) ̊C
Oven Suhu Konstan
4-5 Gram
1
11
Momordica charantia
Parea
(130-133) ̊C
Oven Suhu Konstan
4-5 Gram
1
12
Luffa acutangula
Oyong
(130-133) ̊C
Oven Suhu Konstan
4-5 Gram
1
13
Lpomoea aquatica
Waluh
(130-133) ̊C
Oven Suhu Konstan
4-5 Gram
1
14
Cucurbita mashata
kangkung
(130-133) ̊C
Oven Suhu Konstan
4-5 Gram
1





4.10.10  Analisis kemurnian

Tujuan
            Adalah untuk menetapkan:
a)      Persentase komposisi (berdasarkan berat) contoh yang diuji dan berdasarkan kesimpulan lot benih
b)      Mengidentifikasi berbagai spesies benih dan kotoran benih dalam contoh benih



Definisi
Benih murni: Benih yang sesuai dengan pertanyaan pengirim  atau secara dominan di temukan di dalam contoh benih termasuk semua benih varietas tanaman dan kultivar dari spesies tersebut
Benih tanaman lain: Unit benih tanaman  spesies lain yang terikut selain benih murni
Kotoran benih: meliputi benih dan semua bahan- bahan lain  dan struktur yang bukan bagian dari  benih seperti tersebut.

4.10.11  Peralatan
            Magnifer lamp, meja kerja kermunian , pinset spatula, kaca pembesar, timbangan, kursi analisis dll.

4.10.12  Rumus pengujian analisa kemurnian:
% BM =               BM             x 100%
                                 BM+BTL+KB
             %BTL=                BTL            x100%
                                 BM+BTL+KB
             %KB=                  KB             x100%
                                 BM+BTL+KB
4.10.13  Pengujian Daya Berkecambah
TUJUAN
            Untuk menentukan potensi perkecambahan maksimal suatu lot benih, yang selanjutnya dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot-lot yang berbeda serta untuk menduga nilai pertanam di lapangan.
STRUKTUR ESENSIAL KECAMBAH
a.       Sistem perakaran ( akar primer dan dalam kasus tertentu akar seminal)
b.       Poros tunas/ shoot axis (hipokotil , epikotil dan dalam
Poaceae/Gramimene tertentu mesokotil, pucuk terminal)
c.       Kotiledon (suatu sampai beberapa)
d.      Kotiledon (pada semua Poaceae/Gramineae).
Kategori pengamatan pengujian DB:
1)      Kecambah Normal, yaitu  :
Kecambah sempurna : kecambah yang semua struktur esensialnya berkembang baik, lengkap, seimbang ( proporsional ) dan sehat.
Kecambah dengan sedikit kerusakan atau kekurangan :kecambah yang memiliki cacat ringan pada sturuktur esensialnya, namun memperlihhatkan pertumbuhan yang normal dan seimbang seperti kecambah sempurna apabila dilakukan pengujian yang sama
2)      Kecamabah Abnormal, yaitu :
Kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal bila ditumbuhkan pada tanaman normal bila ditumbuhkan pada tanah yang baik serta di bawah kondisi kelembaban, suhu dan cahaya yang sesuai
3)      Benih Keras, yaitu : benih yang hingga akhir pengujian daya kecambah masih tetap keras karena tidak dapat menyerap air (benih keras merupakan salah satu bentuk dormansi)
4)      Benih Segar, yaitu Benih yang gagal berkecambah pada kondisi perkecambahan yang diberikan tetapi masih bersih, kuat dan memiliki potensi untuk tumbuh menjadi kecambah abnormal
5)      Benih Mati, yaitu benih yang hingga akhir pengujian tidak keras, tidak segar atau tidak menunjukkan sedikitpun pertumbuhan.




4.10.14 Media Pertumbuhan
A.    Media pertumbuhan Kertas  :
1.      Top of paper (TP) → PK. TISU
2.      Between paper (BP) → UKDDP
3.      Planted paper (PP) → AK. KIPAS

B.     Media Pertumbuhan pasir :
1.       Sand (S) → PASIR
C.    Alat Pengecambahan Benih :
a.       Copenhagen tank (bell jar atau alat jacobsen)
b.      Germinator kabinet/germinator elektrik
c.       Ruang perkecambahan (germinator room)
Yang mempengaruhi pertumbuhan:
1.       Kelembaban  dan aerasi
2.      Suhu
3.      Cahaya
4.       Pemilihan metode pengujian
5.      Perlakuan untuk merangsang perkecambahan
Pengujian Ulang dilaksanakan, berikut:
a.       Bila benih diduga mengalami dormansi (BSTT): Untuk mematahkan dormansi dapat diaplikasikan dalam satu atau lebih uji tambahan
b.      Bila hasil pengujian tidak reliabel  (Menggambarkan keadaan yang sebenarnya ) karena karacunan atau terserang cendawan atau bakteri
c.       Bila terdapat kesulitan dalam mengefaluasisejumlah kecambah
d.      Bila terbukti adanya kesalahan dalam kondisi pengujian, evaluasi atau penghitungan kecambah
e.       Bila selisih data terbesar dan terkacil pada empat ulangan @ 100 Benih melebihi kisaran toleransi.



4.10.15  Tabel Pengujian Daya Berkecambah.
JENIS TANAMAN
SUBSTRAT
PENGAMATAN
I
II
Bayam
PK
4
11
Sawi
PK
5
7
Cabai
PK,PP
7
14
Semangka
UKDDP
5
14
Kentimu
AKK,PP
4
8
Oyong
PP
4
14
Tomat
PP
5
14
Buncis
UKDDP,PP
5
9
Terong
PP
7
14
Kacang panjang
UKDDP,PP
5
8
parea
UKDDP
4
14
Luttuce
PK
4
7
kangkung
UKDDP,PP
5
10

4.11  Packing.
Packing adalah kegiatan mengemas benih atau bisa di sebut juga pengepakan benih. Packing dilakukan setelah benih yang diuji di laboratorium di nyatakan lulus kemudian benih diproses (dipisahkan antara benih bernas dan benih hampa) dan disimpan di gudang bulky. Kegiatan packing merupakan kegiatan terakhir dari proses produksi. Setelah benih sudah dipacking kemudian didistribusikan ke konsumen atau pelanggan. Dalam melaksanakan kegiatan penimbangan benih per pack selama proses packingharus hati – hati dan teliti.

4.11.1  Alat dan bahan di packing
1)      Mesin sealer
2)      Mesin seame
3)      Mesin setempel
4)      Timbangan digital
5)      Timbangan besar
6)      Timbangan kecil


4.11.2  Intruksi kerja di packing
Adapun langkah –langkahnya sebagai berikut :
a)      Pland manager membuat perintah paking dan diajukan kepada direktur operasional
b)      Berdasarkan perintah packing, Seed Strorage Staf menyiapkan material packing. Dan selanjutnya di buat serah terima antara Seed Strorage Staf dan Seed material Staf dengan ketua TKL packing berdasarkan benih yang akan dikemas
c)      Pemberian keterangan mutu dengan menggunakan hot print
d)     Melakukan penimbangan sesuai perintah packing
e)      Mengepres kemasan dengan mesin siller
f)       Menghitung dan memasukkan hasil paking kemasan besar kedalam kardus (untuk kemasan kecil dimasukkan kedalam iner boox lalu dimasukkan ke dalam kardus)
g)      Membuat tanda terima dan hasil yang sudah dikemas dan dilakukan serah terima dengan  Seed Komersial Staf
h)      Menyerahkan tanda terima hasil paking kepada ADM pland.

4.11.3  Intruksi kerja penyetempelan lot
Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut:
a)      Hubungkan kabel alat hot print pada stop kontak listrik
b)      Hidupkan dengan menekan tombol on
c)      Putar pengaturan pemanas ke level 7
d)     Tunggu 5 menit sambil memasang nomor lot masa kadaluarsa
e)      Melakukan penyetempelan dengan menekan tuas ke arah kemasan satu – persatu
f)       Matikan alat dengan menekan tombol of
g)      Mencabut kabel alat hot print dari stop kontak.




4.11.4  Intruksi kerja mesin sealer
Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut:
a)      Cek kebersihan alat mesin sealer
b)      Hubungkan kabel mesin sealer pada stop kontak listrik
c)      Tekan tombol on dan head seal
d)     Tunggu mesin sealer sampai mencapai temperatur reguler 250°C
e)      Atur jarak sel dan bantalan sesuai panjang kemasan
f)       Melakukan pengemasan dengan kecepatan maksimal 7
g)      Setelah selesai matikan mesin dengan menekan tombol of
h)      Mencabut kabel mesin sealer dari stop kontak listrik
i)        Bersihkan mesin sealer dari kotoran.
4.11.5  Intruksi kerja mesin seamer
Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut:
a)      Cek kebersihan  dan fungsi alat
b)      Hubungkan kabel mesin seamer ke stop kontak listrik
c)      Tekan tombol on
d)     Masukkan kaleng beserta tutupnya satu – persatu ke tempat pengepresan
e)      Menarik tuas pengepresan ke atas
f)       Tunggu beberapa saat sampai kaleng tertutup rapat
g)      Setelah kaleng tertutup rapat tarik tuas ke bawah
h)      Ambil kaleng dan masukkan ke dalam kardus
i)        Matikan mesin dengan menekan tombol of
j)        Mencabut kabel mesin seamer dari stop kontak listrik
k)      Bersihkan kembali alat dan mesin seamer.









4.11.6 Pemasaran.
            Pemasaran adalah pendistribusian barang hasil produksi dari sebuah perusahaan kepada konsumen. Di PT. Benih Citra Asia pemasaran di keluarkan oleh marketing dan telah beredar di seluruh indonesia terutama di pulau jawa yaitu jawa timur dan jawa tengah. Adapun tugas dari marketing adalah:
a)      Menyalurkan barang dari perusahaan kepada konsumen
b)      Menghitung data untuk rencana pembelian pengeluaran dan penjualan barang hasil produksi
c)      Mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran
d)     Melaksanakan pembayaran atministrasi yang berhubungan dengan pembelian.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
                        Berdasarkan pengamatan dalam praktek kerja industri yang di laksanakan dapat di simpulkan sebagai berikut:
a.       Iklim, tanah, ketinggian tempat, dan sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman parea.
b.      Isolasi, rouging, polinasi dan pemanenan sangat berpengaruh terhadap mutu dan kulitas benih parea yang di hasilkan.
c.       Pemberian pupuk dasar sebelum di lakukan penanaman, hasilnya akan terlihat lebih bagus dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi pupuk dasar, karena pemberian  pupuk dasar sebelum penanaman sangat penting agar setelah penanaman unsur hara yang ada di dalam tanah sudah tercukupi.
d.      Standart kelulusan uji benih parea untuk daya berkecambah (DB) : minimal 85%, uji hibriditas: minimal 98%, dan pengujian kadar air maksimal di bawah 10%, Jika uji benih parea tersebut lulus maka benih akan dibeli oleh perusahaan, dan jika tidak lulus akan dikembalikan kepada petani kunci
e.       Gudang terkondisi (bulky) suhu optimum: ± 20 ̊C dan RH optimum: ±25%.
5.2 Saran
      5.2.1 Saran Untuk Sekolah
a.       Sebaiknya pihak pembimbing dari sekolah di harapkan lebih sering memantau kegiatan siswa di tempat prakerin
b.      Untuk pihak pembimbing prakerin diharapkan perlengkapan prakerin dari sekolah telah selesai sebelum siswa berangkat prakerin dan juga bisa menyediakan fasilitas untuk mengerjakan laporan hasil prakerin.
c.       Pembahasan dan pembekalan mengenai prakerin di lakukan satu minggu sebelum berangkat.
d.      Di harapkan sekolah dapat bekerja sama dengan perusahaan tentang cara – cara mendapatkan hasil benih yang unggul dan berkualitas tinggi yang mempunyai daya saing serta ramah lingkungan dan dapat di terapkan di sekolah.
5.2.2 Saran Untuk Perusahaan
a.       Pemberian materi sebaiknya diberikan padasaat akan melakukan praktek yang sifatnya baru, bertujuan agar para peserta prakerin sudah memahami terlebih dahulu apa yang akan di kerjakan
b.      Sebagian pembimbing lapang selalu mengontrol hasil pekerjaan yang dilakukan oleh peserta prakerin, bertujuan apakah hasil yang dikerjakan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh pembimbing
c.       Perlu adanya pagar yang lebih baik dan tinggi agar situasi dan kondisi menjadi terkendali.



DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Rukmana R. 1997.” Budidaya Parea” Kanisius: Yogyakarta
Sumber: Ade Setiawan dan Yani trisniawati. 1993. Parea dan Labu. Penebar Swadaya: Jakarta
Sumber: Rahmat Rukmana. 1993. Berkebun Parea Unggul. Dalam: Pikiran Rakyat Edisi Cirbon.MG.IV April 1993
Sumber Dosen A. Karmana. 1990. Budi Daya Parea Tidak Mengecewakan. Dalam: Pikiran Rakyat Edisi 17 Juli 1990



Lampiran 1. Dokumentasi proses produksi benih tanaman parea
PT. BENIH CITRA ASIA
Jl. Akmaludin No. 26,PO.BOX26 Jember 68175
Telp (0331) 323216 Fax (0331) 323603
Jawa Timur Indonesia

 






No
Uraian Kegiatan
Dokumentasi
1
Pembajakan tanah menggunakan rotary
2
Pembuatan bedengan (guludan)
3
Pengapuran dan pemupukan dasar.
4
 Pemasangan mulsa plastik.


5
Pemberian lubang pada mulsa plastik.

6

Pembuatan lubang tanam
7
Penanaman
8
Pemasangan ajir (lanjaran)
9
Pemupukan


10
Perambatan
11
Pemangkasan.


12
Penyemprotan
13
Sanitasi lahan
No.
Proses polinasi pada tanaman parea
Dokumentasi
1
Alat untuk melakukan polinasi pada tanaman parea



2
Perbedaan bunga jantan dan bunga betina



3
Pengecupan bunga betina (female)




4
Pengecupan bunga jantan (male)



5
Mengoleskan serbuk sari bunga jantan ke kepala putik bunga betina



6
Pembungkusan dengan menggunakan kertas



7
Penyetaplesan



8
Pemberian tanda menggunakan benang



9
Buah parea hasil dari proses polinasi
No
Proses panen dan ekstraksi benih parea
Dokumentasi
1
Ciri – ciri buah parea yang siap panen
2
Proses pemanenan buah parea



3
Pengerokan biji parea (ekstraksi)



4
Biji parea dengan lendirnya



5
Pencucian biji parea menggunakan air



6
Biji yang sudah di masukkan ke dalam screen dan siap untuk di jemur



7
Penjemuran biji parea tanpa menggunakan screen
No
Dokumentasi pengujian mutu benih di laboratorium Seed analys Quality Control (SQC)
Dokumentasi
1
Uji daya kecambah



2
Menyiapkan media semai



3
Meratakan media persemaian



4
Penyiraman media semai



5
Melubangi media semai



6
Daya berkecambah parea



No
Dokumentasi proses pengepakan benih parea di ruang packing PT. Benih Citra Asia.
Dokumentasi
1
Hasil penempelan label varietas parea



2
Penimbangan benih parea



3
Proses penakaran benih parea



4
Pengepackan benih parea



5
Pengemasan barang jadi



6
Memasukkan barang jadi kedalam kardus



7
Pelakbanan
















2 komentar: